7.20.2007

Ia....

Biarkan mimpi menghujat jeruji penali hati
***akhir***

aku melihatnya. lebih dari pada seongok daging yang terpana
menerjam angkara, memupuskan dendam
kemudian memuja cinta laksana dewa

itu dia... semenanjung tegak didepan mata
ia menuai kata. dari ribuan halaman buku tentang cinta
sebuah karya. mahakarya.
kahlil
setelah itu ia menatap jendela gua
sepanjang jejak mengendus rasa
manabir angan beradu kata
mengenai satu
cinta
kemudian ia menjulang mimpi dari nirwana
menyampaikannya pada dunia
melewati jurang curam berlumur rasa
satu
cinta
aku mengejek ia yang masih selalu saja berbicara tentang
cinta
mengeruk rasa dengan alasan
cinta
menggadaikan nyawa atas dasar
cinta
menuai mawar demi sang dewi
cinta
sekali lagi lamban dan perlahan aku menemukan ia
terbaring... terkulai karena
cinta
mengais harpa kemudian memetiknya
menggagas sendu dari melodinya karena
cinta
dan lagi
ia mengumadangkan luka dalam hatinya
menyeruakan alasan bahwa semuanya adalah
cinta
beberapa jengkal lagi
kemudian aku menyentuhnya. menggengamnya. memeluknya
tanpa kuraba duri dihatinya ... berdalih
atas nama cinta


Tidak ada komentar: